"Selalu akan terjadi elastisitas karena pasar di Indonesia ini adalah pasar prepaid yang tergantung pada spending tiap bulan. Mau harga turun atau naik, mereka tetap pakai," ujar Direktur Utama Indosat Jhonny Swandy Sjam, saat ditemui disela acara penandatanganan peningkatan kerja sama Mobile Banking dengan Bank Syariah Mandiri, Jumat (18/1/2008).
Menurutnya, spending yang dikeluarkan oleh pengguna telekomunikasi akan tetap, hanya trafik yang akan meningkat. Dari situ operator tetap mendapatkan keuntungan dari peningkatan trafik.
Ditemui disela acara konferensi pers Telkom, di Gedung Telkom Jalan Gatot Soebroto, hal yang sama pun diungkapkan Direktur Utama Telkomsel Kiskenda Suriahardja. Menurunya revenue akan tetap tumbuh walaupun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan, pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah meyakinkan bahwa operator sudah memprediksi pada tahun 2008 ini tarif telekomunikasi cenderung turun namun kecenderungan penurunan ini terjadi karena adanya kompetisi yang semakin ketat. Walaupun menurutnya harus ada keseimbangan yang terjadi sehingga operator masih bisa mendapatkan insentif untuk investasi.
Namun lain halnya dengan tarif telekomunikasi lokal yang menurutnya tidak akan turun lagi dikarenakan saat ini tarif komunikasi lokal sudah terbilang sangat murah berkat subsidi dari SLJJ sebesar 20 hingga 30 persen.
Lalu bagaimana dengan tarif SMS? Rinaldi mengungkapkan bahwa tarif SMS di Indonesia sudah cukup murah dibanding negara lain dan perhitungan tarif dasar SMS sebesar Rp76 hanya merupakan biaya perhitungan network element dan belum memasukkan biaya lainnya.
"Tarif SMS di Indonesia masih terbilang murah dibanding negara-negara lain. Filipina saja memberlakukan tarif sms, jika dikonversi ke rupiah, sekira Rp240. Maxis pun hanya sekira Rp280," ujar Rinaldi.
Kamis (17/1/2008) siang,� Menkominfo mengadakan pertemuan kedua dengan para operator dalam membahas penurunan tarif ini di Gedung Postel. Menkominfo memastikan formula perhitungan tarif akan keluar pada akhir Januari ini dengan penurunan tarif sekira 10 hingga 30 persen. Hanya saja implementasi penurunan akan mulai digalakkan pada April dengan harapan penurunan ini pun akan turut menurunkan tarif retail seluler lintas operator.
Implementasi penurunan tarif akan dilakukan dengan soft policy, yang artinya pemerintah akan menunggu kesadaran operator untuk menerapkannya. Jika disinyalir operator tidak memberlakukan penurunan tarif maka pemerintah akan langsung menerapkan hard policy. (mbs)