Abstrak:
Softcomputing merupakan metode yang dapat mengolah data-data yang bersifat tidak pasti, impresisi dan
dapat diimplementasikan dengan biaya yang murah (low-cost solution). Beberapa metode yang termasuk
dalam kategori softcomputing misalnya fuzzy logic, artificial neural network, probabilistyc reasoning.
Softcomputing bukanlah suatu metode yang berjalan sendiri dalam menyelesaikan masalah, melainkan
lebih pada kerjasama serasi antara metode-metode di atas, sehingga segi positif tiap metode dapat
berkontribusi secara aktif. Sebagian dari materi pada makalah ini disampaikan sebagai pengantar kuliah
musim semi 2003: “Special Lecture on Media Science V”, pada School of Computer & Cognitive
Sciences, Chukyo University, Japan.
Keywords: softcomputing, ketakpastian, low-cost solution, fuzzy, artificial neural network, probabilistic
reasoning
DEFINISI SOFTCOMPUTING
Berbagai macam definisi softcomputing
diberikan oleh para ahli. Salah satu
definisinya adalah sebagaimana disampaikan
oleh pencetus softcomputing, yaitu Prof.
Lotfi A. Zadeh, di homepage BISC [2], sbb.
“Berbeda dengan pendekatan
konvensional hardcomputing,
softcomputing dapat bekerja dengan baik
walaupun terdapat ketidakpastian,
ketidakakuratan maupun kebenaran
parsial pada data yang diolah. Hal inilah
yang melatarbelakangi fenomena dimana
kebanyakan metode softcomputing
mengambil human-mind sebagai model.”.
Mengapakah human-mind merupakan model
yang menarik bagi pengembangan
softcomputing ? Kunci dari pertanyaan ini
sebenarnya terletak pada struktur dan fungsi
dari otak manusia. Otak manusia merupakan
mesin molekuler, yang terdiri dari dua jenis
sel: neuron dan glia. Dalam otak kita terdapat
sekitar 1011 sel neuron, sedangkan sel glia
sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sel neuron
berfungsi sebagai pemroses informasi yang
diterima oleh otak. Sel neuron terhubung
antara satu dengan yang lain dengan
benang-benang panjang. Berat otak manusia
saat lahir sekitar 400 gram, sedangkan saat
dewasa sekitar 1500 gram. Pertambahan
berat ini disebabkan oleh
bertambahpanjangnya benang-benang
tersebut, disamping pertambahan sel glia.
Pertambahan panjang ini berkaitan erat
dengan proses pembelajaran yang dialami
oleh manusia. Hal ini merupakan ide awal
bagi pengembangan metode softcomputing:
artificial neural network, yang memilikikemampuan pembelajaran terhadap informasi
yang telah diterima.
Selain kemampuan pembelajaran, otak
manusia juga memiliki kemampuan untuk
mengambil keputusan walaupun informasi
mengandung unsur ketakpastian dan
kekurangtegasan, seperti “manis”, “pahit”,
“tinggi”, “rendah”, dsb. Hal ini merupakan
konsep yang mendasari pengembangan
metode fuzzy, yang mencerminkan cara
berfikir manusia. Selain neural network dan
fuzzy, masih banyak lagi jenis-jenis metode
softcomputing, yang ide awalnya bersumber
dari otak manusia maupun mekanisme
biologi yang terdapat di alam semesta.
0 komentar:
Posting Komentar